Retorikapublik.com, Bengkulu Selatan – Atmosfer politik Bengkulu Selatan mendidih! Aroma busuk dugaan kecurangan Pilkada 2024 makin menyengat, setelah calon wakil bupati dari pasangan nomor urut 2, Ii Sumirat, diduga dijebak, difitnah, dan diviralkan secara brutal hanya beberapa jam sebelum pencoblosan.
Dalam konferensi pers yang mengejutkan publik, Sasriponi Rangolawe SH, MH selaku juru bicara tim hukum pasangan Suryatati – Ii Sumirat, mengungkapkan dugaan operasi politik kotor yang dilakukan secara sistematis dan terencana oleh oknum tim sukses pasangan nomor urut 3.
“Ini bukan sekadar pelanggaran, ini kejahatan luar biasa terhadap demokrasi! Calon kami dijebak, videonya disebar ke media sosial seperti Instagram dan WhatsApp, lalu diviralkan seolah-olah ditangkap polisi. Ini cara licik untuk menjatuhkan elektabilitas secara instan!” tegas Sasriponi dengan nada tinggi.
“Diskualifikasi Nomor 3 Sekarang Juga!”Gelombang kemarahan rakyat pun tak terbendung. Warga Bengkulu Selatan, yang merasa demokrasi mereka dirampas, mulai menyuarakan protes.
Dalam pernyataan bersama, perwakilan masyarakat mendesak:
Diskualifikasi pasangan calon nomor 3 yang terlibat dalam dugaan rekayasa penangkapan.
Pemulihan nama baik Ii Sumirat secara terbuka oleh pihak berwenang.
Pengusutan tuntas aktor intelektual dan eksekutor lapangan yang menyebarkan informasi palsu.
“Kami muak dengan politik kotor! Jangan kotori suara rakyat dengan fitnah dan hoaks.
Kami ingin Pilkada bersih. Jika tidak, jangan salahkan rakyat kalau turun ke jalan!” ujar Andika, tokoh pemuda setempat yang hadir mendampingi pelaporan ke Bawaslu.
Tak tinggal diam, tim hukum Suryatati – Ii Sumirat telah mendaftarkan gugatan resmi ke Mahkamah Konstitusi RI dan menyerahkan bukti-bukti kejahatan ini ke Bawaslu Provinsi Bengkulu dan Bawaslu RI.
Seluruh dokumen sudah diterima, dan kini mereka tinggal menunggu jadwal sidang dari MK.
“Kami tidak sedang mencari panggung. Kami mencari keadilan. Jangan biarkan demokrasi di Bengkulu Selatan dicemari mafia politik,” kata Sasriponi dengan nada lantang.
Reporter : Rano